Minggu, 11 Oktober 2020

TEKNIK PEMBUATAN DAN PEMBERIAN PAKAN IKAN NILA

 


 

 

TEKNIK PEMBUATAN DAN PEMBERIAN PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

 

DISUSUN

OLEH:

 

Nama                        : Rahmad Hidayat

Nim                          : 1611102010002

Kelompok                : 2 (Dua)                                             

Asisten                     : Zulfahmi

 

 

Description: Logo-Unsyiah-Putih-HD-1012x972.png

 

 

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2019


KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak diberikan keberkahan. Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya dapat  menyelesaikan laporan ini dengan baik.

Ucapan terima kasih tidak lupa saya haturkan kepada asisten dan teman-teman yang banyak membantu dalam penyusunan laporan ini. Saya menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian.

Oleh karena itu saya meminta maaf atas ketidaksempurnaanya dan juga memohon kritik dan saran agar saya bisa lebih baik lagi dalam membuat laporan ini.

Harapan saya mudah-mudahan apa yang saya susun ini bisa memberikan manfaat untuk saya sendiri,teman-teman, serta orang lain.

 

 

Darussalam, Juni 2019

 

   Praktikan


 

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.. i

DAFTAR ISI. ii

DATAR TABEL.. iii

DAFTAR GAMBAR.. iv

DAFTAR LAMPIRAN.. v

BAB I PENDAHULUAN.. 1

1.1      Latar Belakang. 1

1.2 Tujuan. 2

1.3 Manfaat 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 3

BAB III METODELOGI KERJA.. 5

3.1 Waktu dan Tempat 5

3.2 Alat dan Bahan. 5

3.3 Cara Kerja. 6

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.. 7

4.1 Hasil Pengamatan. 7

4.1.2 Uji Biologis Pakan. 7

4.2 Pembahasan. 8

BAB V PENUTUP.. 10

5.1 Kesimpulan. 10

5.2 Saran. 10

DAFTAR PUSTAKA.. 11

LAMPIRAN.. 12

 


 

DATAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1.1 alat 5

Tabel 3.2.1 bahan. 6

Tabel 3 ransum pakan ikan nila. 7

Tabel 4 Uji Biologis Pakan Ikan Nila. 7

 


 

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar  1. ikan nila. 3

 

 


 

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Dokumentasi Praktium.. 12



BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Usaha budi daya perairan di Indonesia sudah berkembang sangat pesat, baik budi daya air tawar, air payau maupun laut. Produksi perikanan budi daya tahun 2014 diperkirakan sebesar 14,5 juta ton atau 107,97% dari target yang telah ditetapkan sebesar 13,4 juta ton, sedangkan target produksi perikanan budi daya tahun 2015 mencapai 16,9 juta ton. Kebutuhan pakan ikan dan udang secara nasional pada tahun 2015 ditargetkan 9,27 juta ton dimana 49% nya merupakan kebutuhan pakan ikan air tawar seperti ikan mas, nila, gurame, patin dan lele

Pakan adalah nama umum yang digunakan untuk menyebut makanan yang dimanfaatkan atau dimakan hewan, termasuk ikan untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan tubuhnya. Pakan yang dimakan berasal dari pakan alam (pakan alami) dan dari buatan manusia . Pakan ikan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu budidaya perikanan, disamping faktor-faktor lain seperti : benih, pengelolaan, dan pencegahan penyakit mengemukakan pakan sebagai salah satu komponen produksi, pembelian pakan menyita 60-70% dari total biaya produksi. 

Pakan yang diberikan kepada ikan budidaya dapat berupa pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami adalah pakan yang diberikan kepada ikan budidaya yang diperoleh langsung dari alam atau diproduksi melalui kultur (pemeliharaan). Pakan alami dapat langsung diberikan kepada ikan budidaya tanpa harus diolah. Pakan buatan pelet diberikan kepada ikan budidaya harus dipilih sesuai dengan kebutuhan gizi unutk ikan. Pelet juga tidak berasal dari bahan baku yang beracun atau kadaluarsa. Untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan, cara yang paling praktis adalah dengan menggunakan pakan buatan. Alasan digunakannya pakan buatan adalah lebih mudah diperoleh dalam jumlah cukup, tepat waktu dan berkesinambungan, pakan lebih tahan lama, minimum selama satu musim pemeliharaan sehingga pencariannya tidak perlu setiap hari, kandungan gizi pakan dapat diatur oleh pabrik yang bersangkutan dan disesuaikan dengan kebutuhan ikan yang akan diberi makan, bentuk dan ukuran pakan buatan dapat diatur sesuai dengan ukuran ikan, daya tahan pakan dalam air dapat diatur dan disesuaikan sesuai dengan kebiasaan makan ikan, selain itu bau, rasa, dan warna dapat diatur sehingga lebih menarik ikan-ikan yang akan diberi makan Pakan buatan dapat diproleh di toko-toko pakan atau dibuat sendiri

Pakan yang dibuat sendiri lebih menghemat biaya produksi ketimbang pakan yang dibeli di toko – toko pakan. Menurut Rasidi (1998), salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk menekan biaya produksi tersebut adalah dengan membuat pakan buatan sendiri. Pembuatan pakan buatan ini menggunakan teknik sederhana dengan memanfaatkan sumber-sumber bahan baku lokal, termasuk pemanfaatan limbah hasil industri pertanian yang relatif murah.

Pakan ikan diberikan dengan tujuan agar meningkatkan dan mempertahankan pertumbuhan serta kelangsungan hidup ikan. Pertumbuhan adalah pertambahan berat badan atau ukuran tubuh sesuai dengan umur. Berkaitan dengan hal di atas, perlu diadakannya praktikum Manajemen Pemberian Pakan khususnya proses pembuatan pakan dan evaluasi kelayakan biologis untuk pertumbuhan ikan Nila hitam (Oreochromis niloticus). Hal ini karena ikan Nila mempunyai keunggulan dengan pertumbuhannya yang cepat.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut

1        Untuk mengetahui teknik pemberian pakan

2        Untuk mengetahui penyusunan ransum pakan

3        Untuk mengetahui tahapan awal sampai akhir pembuatan pakan ikan nila

4        Untuk mengetahui bahan yang digunakan pada pembuatan pakan

5        Untuk mengetahui respon biologis ikan terhadap pakan yang diberikan

1.3 Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1        Mahasiswa  mengetahui teknik pemberian pakan

2        Mahasiswa  mampu penyusunan ransum pakan

3        Mahasiswa mengetahui tahapan awal sampai akhir pembuatan pakan ikan nila

4        Mahasiswa mengetahui bahan yang digunakan pada pembuatan pakan

5        Mahasiswa mengetahui respon biologis ikan terhadap pakan yang diberikan

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ikan nila merupakan jenis ikan air tawar yang mempunyai nilai konsumsi cukup tinggi.  Bentuk tubuh memanjang dan pipih ke samping dan warna putih kehitaman atau kemerahan.  Ikan nila berasal dari Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang  ikan ini  telah tersebar  ke  negara-negara di  lima  benua  yang  beriklim  tropis dan subtropis. Di wilayah yang beriklim  dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik (Sugiarto, 1988).  Ikan nila  disukai oleh berbagai bangsa  karena dagingnya enak dan tebal seperti daging ikan kakap merah (Sumanta dinata, 1981).

ikan nila  (Oreochromis  niloticus) mempunyai klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom         : Animalia

Filum               : Chordata

Subfilum         : Vertebrata

Kelas               : Osteichtyes

Subkelas          : Acanthopterygii

Ordo                : Percomorphi

Subordo          : Percoidea

Famili              : Cichlidae

Genus              : Oreochromis

Spesies            : Oreochromis niloticus

Description: ############################.jpg

Gambar  1. ikan nila

Gizi utama yang terkandung dalam ramuan pakan adalah protein, lemak dan karbohidrat. Dalam menyusun ramuan pakan juga diperhatikan nilai ubahnya (konversi), apabila makanan tersebut hanya dimaksudkan sebagai bahan makanan tambahan maka kandungan gizinya dapat lebih rendah dibandingkan jika akan digunakan sebagai makanan pokok (Mudjiman, 2004). Kandungan gizi dari ransum yang akan digunakan dalam pembuatan pakan meliputi bahan anorganik (abu), protein, lemak, serat kasar (SK), dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) dengan kandungan yang berbeda-beda (Agustono dkk., 2010).

Komposisi bahan baku yang akan digunakan dapat diperhitungkan berdasarkan kadar proteinnya pada saat menyusun ramuan pakan. Kadar gizi dari masing-masing bahan baku yang akan digunakan dalam pembuatan pakan perlu diketahui. Ramuan pakan ikan yang akan diberikan harus disesuaikan dengan fase atau umur pemeliharaan ikan. Kandungan energi yang terkandung dalam pakan ditentukan berdasarkan kebutuhan ikan pada umumnya (Mudjiman, 2004)

Yang dimaksud dengan nutrisi untuk ikan adalah kandungan gizi yang dikandung pakan, yang diberikan kepada ikan peliharaan. Apabila pakan yang diberikan ikan peliharaan mempunyai kandungan nutrisi yang cukup tinggi, maka hal ini tidak saja akan menjamin hidup dan aktivitas ikan, tetapi juga akan mempercepat pertumbuhannya. Beberapa komponen nutrisi yang penting dan tersedia dalam pakan ikan antara lain protein, karbohidrat, lemak, dan serat kasar . Selain itu itu juga terdapat vitamin dan mineral, antibiotik dan antioksidan, serta bahan perekat, tetapi kandungan nutrisi yang utama adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral (Kordi, 2004).

Bahan baku yang digunakan sangat menentukan kualitas pakan buatan yang dihasilkan. Bahan baku pakan dapat dibagi berdasarkan kandungan nutrisi dominannya, yaitu sebagai sumber protein, energi, mineral, dan vitamin. Bahan baku dapat dikatakan sebagai sumber protein jika mengandung protein kasar lebih dari 19%, namun bahan baku yang mengandung protein kasar kurang dari 16% dan serat kasarnya lebih kecil dari 18% digolongkan sebagai bahan baku sumber energy (Rasidi 2002).

Nilai gizi bahan baku pakan dapat diketahui melalui analisis di laboratorium. Namun, agar lebih praktis dapat menggunakan data komposisi bahan pakan. Meskipun angka dalam daftar tersebut tidak selalu tepat dengan bahan yang akan digunakan, namun cukup memadai untuk digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan komposisi bahan baku pakan ikan. Bahan baku buatan diharapkan mudah dicerna oleh ikan agar nilai efisiensi pakannya cukup tinggi, sehingga dapat meningkatkan keuntungan pembudidaya (Afrianto dan Liviawati, 2005).
BAB III

METODELOGI KERJA

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 11 Mei 2019 di Laboratorium Biologi Laut Fakultas Kelautan dan Perikanan.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini berfungsi sebagai penggiling, pencetak dan pengering, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1.1 alat

No

Nama Alat

Jumlah

Fungsi

1.

Kamera Handphone

1 unit

Untuk dokumentasi praktikum

2.

Ayakan

1 unit

Untuk menyaring bahan baku berupa tepung agar lebih halus

3.

Nampan

2 unit

Sebagai wadah bahan-bahan baku pakan

4.

Mesin Penggiling Pakan

1 unit

Untuk menghaluskan bahan baku menjadi tepung

5.

Oven

1 unit

Untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada bahan baku sebelum digiling

6.

Plastik

secukupnya

Sebagai wadah penyimpanan bahan baku yang telah siap digunakan

7.

Mesin Pencetak Pakan

2 unit

Untuk mencetak pakan

8.

Kuas

1 unit

Untuk membantu dalam proses penggilingan

9.

Baskom

1 unit

Sebagai wadah pembuatan campuran pakan

10.

Timbangan Analitik

1 unit

Untuk mengukur berat bahan baku secara akurat

11.

Akuarium

1 unit

Sebagai wadah pemeliharaan ikan sampel

 

 

Tabel 3.2 Bahan

            Bahan yang digunakan umumnya adalah vahan utama yang digunakan untuk pembuatan pakan, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 3.2.1 bahan

No

Nama Bahan

Jumlah

Fungsi

1.

Tepung keong mas

120 gram

Sebagai bahan baku suplemen

2.

Tepung ikan

290 gram

Sebagai bahan baku suplemen

3.

Ampas tahu

280 gram

Sebagai bahan baku suplemen

4.

Dedak

130 gram

Sebagai bahan baku basal

5.

Minyak ikan

20 gram

Sebagai bahan baku basal

6.

Tepung kanji

30 gram

Sebagai binder (perekat)

7.

Tepung jagung

100 gram

Sebagai bahan baku basal

8.

premiks

30 gram

Sebagai bahan baku tambahan

9.

Aquades

secukupnya

Sebagai bahan baku tembahan

10.

Ikan Nila

10 ekor

Sebagai sampel pengujian pakan secara biologis

 

3.3 Cara Kerja

Cara kerja dari praktikum ini yaitu:

1.      Dilakukan pemilihan dan pencarian bahan-bahan baku yang telah ditentukan.

2.      Dilakukan penjemuran bahan baku yang basah agar kering dan kadar airnya hilang. Apabila tidak kering maka bisa digunakan oven.

3.      Bahan yang telah kering selanjutnya dilakukan penghalusan menggunakan mesin penggiling.

4.      Setelah halus, bahan baku tersebut dilakukan pencampuran di wadah baskom.

5.      Setelah menjadi adonan pakan, selanjutnya dilakukan pencetakan menggunakan mesin pencetak pakan.

6.      Setelah dicetak, pakan dimasukan ke dalam oven untuk mengurangi kadar airnya dan kemudian dilakukan penjemuran di bawah sinar matahari agar hasilnya maksimal.

7.      Pakan siap untuk diuji secara biologis.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan praktikum ini adalah terkait data ransum pakan yang di hitung serta uji biologis terkait ketertarikan ikan oleh pakan yang di buat.

4.1.1 Ransum Pakan Ikan Nila

 Ransum pakan ikan nila ini dihitung menggunakan program Microsoft excel, adapun datanya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3 ransum pakan ikan nila

Jenis Bahan Baku

Kandungan protein

Persentase bahan pakan Ikan Nila

Berat bahan baku (gram) Nila

T. keong mas

49.9

11

110

Tepung ikan

45

30

300

Ampas tahu

25.96

27

270

Dedak

7.94

13

130

Minyak ikan

10

2

20

Tepung kanji

0.8

3

30

Premiks

0

3

30

Tepung jagung

4.4

11

110

Jumlah (0%)

100

1000

Kadar Protein (%)

27.7384

277.384

 

4.1.2 Uji Biologis Pakan

            Uji biologis pakan ini adalah uji terkait respon ikan nila terhadap pakan yang diberikan, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4 Uji Biologis Pakan Ikan Nila

No

Hari Ke

Jumlah Ikan Di Dalam Wadah

Respon Ikan Terhadap Pakan Yang Diberikan

1

1

10

Ikan nila belum diberi pakan karna masih dalam tahap aklimatisasi

2

2

10

Pakan muali diberi dan ikan sedikit merespon

3

3

10

Respon ikan terhadap pakan mulai cepat namun tidak lansung dimakan

4

4

10

Respon ikan terhadap pakan sangat cepat

4.2 Pembahasan

Keberhasilan dalam membuat pakan buatan harus memperhatikan kandungan nutrisi salah satunya yaitu protein yang dibutuhkan oleh ikan, sehingga mudah dalam membuat ransum pakan dan mudah mencari bahan baku yang dibutuhkan. Ikan Lele termasuk dalam golongan omnivora dengan protein sedang antara 30-40%. Penurunan kandungan protein juga dapat disebakan dari proses pemasakan (pengukusan) pelet sebelum dibentuk karena protein rawan rusak terhadap pemanasan suhu tinggi (Irfak, 2013). Selain itu untuk meningkatkan nilai protein pada pakan dapat dilakukan dengan menambah porsi tepung ikan, dedak serta bahan lain yang mengandung protein tinggi. Protein mempunyai fungsi bagi tubuh ikan yaitu sebagai zat pembangun yang membentuk berbagai jaringan baru untuk pertumbuhan, mengganti jaringan yang rusak, maupun digunakan untuk bereproduksi. Pada umumnya ikan membutuhkan protein sekitar 20-60%, dan optimum 30 – 36%.

Dalam pembuatan pakan ini penggolongan pakan telah dilakukan terlebih dahulu menggunakan sitem Microsoft excel tahap awal pembuatan diawali dengan menghancurkan bahan terlebih dahulu menjadi tepung dan lansung di bentuk menjadi adonan, selanjutnya ditambahkan masing masing tepung sesuai dengan kadar yang telah tertera di dalam tabel ransum pakan. Tahap berikutnya adalah percetakan, langkah ini menggunakan mesin cetak dengan ukuran lobang 2 mm dan hasil adonan yang dicetak lansung di potong pendek-pendek. Hal ini bertujuan agar pakan dapat sesuai dengan bukaan mulut ikan.

Tahap percetakan sudah dilalui, tahap berikutnya adalah tahap pengeringan, tahap ini menggunakan alat oven untuk mengurangi kadar air did lam pakan, kadar air pada pakan yang tinggi akan menyebabkan pakan akan mudah berjamur dan rusak, sehingga ikan pun tidak akan mau memakannya. Pengeringan ini dapat juga

Dapat dilakukan dibawah matahari namun membutuhkan waktu yang lama, pada penggunaan oven dapat memakan waktu 15-30 menit namun jika menggunakan matahari bisa lebih lama.

            Salah satu faktor lain yang mempengaruhi kualitas pakan ikan adalah kemampuannya ketika mengapung di dalam air (daya apung). Pakan ikan yang cepat tenggelam di dalam air tidak dapat dimanfaatkan secara optimal oleh ikan, sehingga tingkat efisiennya sangat rendah. Hasil dari percobaan pakan tidak terlalu lama mengapung dalam dalam air. Hal ini dikarenakan salah satunya yaitu alat yang digunakan tidak khusus untuk pakan mengapung. Menurut Irfak (2013), lama apungan pakan yang dihasilkan oleh pabrik selama 2 jam. Sedangkan menurut Fadjarwati (2011), pakan ikan berbentuk pelet dengan ekstruder memiliki daya apung selama 9 jam. Perbedaan teknologi pembuatan pakan ikan serta ukuran partikel bahan penyusun pakan berpengaruh pada daya apung. Pelet bisa terapung karena ada pori pori dalam pelet yang terjadi karena gesekan dari bahan yang dibawa oleh ekstruder dengan dinding tabung dan dipadatkan diujung ekstruder dengan tekanan tinggi.

            Tahap berikutnya adalah pengujian biologis, pada tahap ini pakan yang telah dibuat di uji kepada ikan nila, ikan yang diuji berumur 2 bulan, dengan panjang ikan 6 cm, berjumlah 10 ekor di dalam wadah berbentuk kotak. Pada tahap pengujian pakan yang diberikan memberikan respon yang baik terhadap pakan ditandai dengan ikan lansung mengejar diarah jatuhnya umpan, hal ini di indikasi bau yang dihasilkan oleh pakan membuat ikan mengejar umpan tersebut. Dengan kebutuhan yang telah terukur di dalam ransum pakan yaitu dengan protein 28% sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ikan nila dalam proses pertumbuhan dari ikan tersebut.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1.      Pembuatan pakan buatan harus memperhatikan kebutuhan nutrisi ikan yang akan diberi pakan, karena kebutuhan nutrisi setiap ikan berbeda-beda.

2.      Bahan baku yang digunakan dalam pakan buatan tidak mengandung racun, tidak bersaing dengan bahan pokok kebutuhan manusia, memiliki kandungan nutrisi, murah dan mudah diperolah ketika dibutuhkan.

3.      Sebelum pembuatan pakan, harus mencari formulasi ransum pakan dengan rumus yang telah ditentukan.

4.      Uji proksimat dan uji biologis sangat dibutuhkan pada pakan buatan.

5.      Uji proksimat bertujuan untuk melihat kandungan nutrisi protein, lemak, kadar abu dan kadar air.

6.      Pakan buatan dari praktikum memiliki respon yang baik dari ikan dan disukai oleh ikan.

5.2 Saran

            Saran untuk praktikum selanjutnya yaitu agar dapat melakukan uji proksimat terhadap pakan sehingga mengetahui kandungan nutrisi seperti protein, lemak, kadar air dan kadar abu di dalam pakan apakah sesuai dengan standarnya


 

DAFTAR PUSTAKA

Anna, S. 2008. Analisis Fisika pada Analisa Pakan Udang. Direktorat Jenderal Perikanan bekerja sama dengan Internasional Development Research Centre, 1987.

Azwar, S. 1998. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 146 hal.

Bambang. 2001. Budidaya Ikan Di Perairan Umum. Kanisius. Yogyakarta.

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta. Hal 115.

Darmono. 1993.Tatalaksana Usaha Sapi Kereman. Kanisius. Yogyakarta.

Djajasewaka, H. 1985. Pakan Ikan (Makanan Ikan). CV Yasaguna. Jakarta.

Djarijah, A. S. Ir. 1995. Pakan Ikan Alami. Kanisius. Yogyakarta. 87 hal.

Faisal, S. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Penerbit Usaha Nasional, Surabaya. 434 hal.

Ghufron dan Kardi. 1997. Budidaya Kepiting dan Ikan Bandeng. Dahara Prize. Semarang

Gunawan, D. 2010. Pedoman Pembangunan Pabrik Pakan Skala Kecil Dan Proses Pengolahan Pakan. Direktorat Jenderal Peternakan. Jakarta. 30 hal. ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Gusrina. 2008. Budidaya Ikan untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 491 hal.

Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 2 untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. 276 hal.

Irma, H. 2008. Teknik Pembuatan Pakan Ikan Apung Di CV. Mentari Nusantara Feedmill. Praktek Kerja Lapang. Tulungagung. Jawa Timur. 67 hal.

Khairuman, K.A. 2002. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Agro Media Pustaka. Jakarta. 83 hal.

Mujiman, A. 1999. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mudjiman, A. 2004. Makanan Ikan Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 146-148 : 157-165.

Murtidjo, B.A. 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Kanisius. Yogyakarta. Hal 13 : 56 : 77.

Murtidjo, B.A. 2002. Budidaya Dan Pembenihan Bandeng. Kanisius. Yogyakarta. Hal 87-98.

Nahm, K.H. 1992. Practical Guide to Feed, Forage and Water Analysis. Yoo Han Pub. Korea Republic.

Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. 622 hal.

Pfeil. F., Schultze H.P. 1996. Devonian Fishes and Plants of Miguasha, Quebec, Canada. Verlag. München. 374 hal.

Rasidi. 2002. Formulasi Pakan Lokal Alternatif untuk Unggas. Cetakan 5. Penebar Swadaya. Jakarta. 106 hal.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci identifikasi ikan. Jilid I dan II. Bina cipta. Bandung.

 


 

LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Praktium

Description: C:\Users\ACER\Downloads\WhatsApp Image 2019-06-14 at 13.08.00 (6).jpeg                     Description: C:\Users\ACER\Downloads\WhatsApp Image 2019-06-14 at 13.08.00.jpeg

  Gambar 1. Keong                                            gambar 2. Penggilingan

 

Description: C:\Users\ACER\Downloads\WhatsApp Image 2019-06-14 at 13.08.00 (2).jpeg                     Description: C:\Users\ACER\Downloads\WhatsApp Image 2019-06-14 at 13.10.28 (1).jpeg

Gambar 3. Pengayakan bahan                           gambar 4. Tepung ikan

 

Description: C:\Users\ACER\Downloads\WhatsApp Image 2019-06-14 at 13.18.52 (4).jpeg                     Description: C:\Users\ACER\Downloads\WhatsApp Image 2019-06-14 at 13.18.52 (1).jpeg

Gambar 5. Pencampuran bahan                        gambar 6. Penyetakan pakan

Description: C:\Users\ACER\Downloads\WhatsApp Image 2019-06-14 at 13.18.52 (2).jpeg                   Description: C:\Users\ACER\Downloads\WhatsApp Image 2019-06-14 at 13.18.52 (5).jpeg       

      Gambar 7. Pengeringan                                   gambar 8. Pakan pellet jadi

 

Description: C:\Users\ACER\Downloads\WhatsApp Image 2019-06-14 at 13.20.43.jpeg

Gambar 9. Uji biologis pakan

  

                                                   

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INILAH 7 DAFTAR IKAN CUPANG PLAKAT DENGAN HARGA TERMAHAL!!||HAMPIR 25 JT

          Ikan cupang kini memiliki minat yang cukup tinggi di kalangan para pecinta ikan hias, tak bisa di pungkiri, keindahan tubuh dan ti...