BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Secara umum
pengukuran karakter morfometrik ini bertujuan untuk mengetahui variasi
morfologi dari beberapa spesies ikan yang berbeda, atau spesies yang sama
dari populasi yang berbeda. Metode morfometrik bersama dengan metode
meristik menjadi dasar dalam pengklasifikasian ikan pada awal mula ilmu
taksonomi ikan berkembang.
Secara umum
morfometrik terbagi dua yaitu tradisional morfometrik dan trussnetwork
morfometrik. Metode pertama adalah metode yang pertama dikembangkansedangkan
metode yang kedua adalah metode yang kemudian dikembangkan.Setiap ikan
mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur, jeniskelamin, dan
keadaan lingkungan hidupnya.
Faktor-faktor
lingkungan yang dapatmempengaruhi kehidupan ikan di antaranya adalah makanan,
derajat keasaman (pH) air,suhu, dan salinitas. Faktor-faktor tersebut, baik secara
sendiri sendiri secara bersama-sama, mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan mempunyai
umur yang sama namun ukuran mutlak diantara keduanya dapat saling berbeda.
1.2 Tujuan
praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengetahui tata cara pengukuran morfometrik pada ikan dan kepiting.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Brown dan Gibson
(1983) dalam Haryono (2001) menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai sebaran
geografi tertentu yang dikontrol oleh kondisi fisik lingkungannya. Oleh karena
itu sebaran dan variasi morfometri yang muncul merupakan respon terhadap
lingkungan fisik tempat hidup spesies tersebut. Variasi karakter morfometri
dapat disebabkan oleh perbedaan faktor genetik dan lingkungan. Sehingga
pengujian perbedaan genetik antar populasi dapat menggambarkan perbedaan
genetik antar populasi ikan dan perbedaan lingkungan geografi di masing-masing
lokasi. Oleh karena itu, perbedaan populasi ikan berdasarkan variasi morfometri
perlu diuji dengan bukti genetik untuk mengkonfirmasikan bahwa variasi tersebut
juga menggambarkan isolasi reproduksi dan bukan hanya karena perbedaan
lingkungan (Tzeng, 2000).
Morfometrik
adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan (measuring methods).
Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain.
Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur antara lain panjang
total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang
sirip, dan diameter mata (Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999. Dalam Heru
Zawir, 2012)
Setiap ikan
mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis kelamin, dan
keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
kehidupan ikan diantarannya adlah makanan, pH, suhu, dan salinitas.
Faktor-faktor tersebut secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan ikan. Dengan
demikian, walaupun dua ekor ikan memiliki umur yang sama, namun ukuran mutlak
diantara keduanya dapat saling berbeda. Ukuran ikan adalah jarak suatu bagian
tubuh dengan bagian tubuh lainnya (Irfan, 2009).
Pengukuran
morfometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik lain tanpa
melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar ikan antara lain panjang
standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi badan
atau ekor (Rajabnadia, 2009).
Ikan merupakan
hewan air yang memiliki bentuk, ukuran dan warna yang berbeda tergantung dari
spesies dan dimana dia hidup atau beradaptasi dengan lingkungannya.Ciri pada
ikan berbeda-beda yang biasa disebut ciri morfometrik dan meristrik.Ciri
morfometrik merupakan ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh
ikan.Seperti panjang ikan, panjang badan dan sebagainya.Sedangkan ciri meristik
yaitu ciri yang berkaitan dengan jumlah jari-jari keras dan lemah pada garis
puggung dan sebagainya (Lahiank, 2011).
Menurut Yusnaini,
dkk (2010) mengemukakan bahwa pengukuran mofometrik merupakan pengukuran yang
diambil dari satu titik ke titik yang lain tanpa melalui lengkungan badan.
Metode pengukuran standar ikan antara lain panjang standar, moncong/bibir,
sirip punggung atau tinggi badan dan ekor. Ikan bertulang belakang memiliki
beraneka ragam karakteristik tubuh sehingga bentuk badan dan ukuran berbeda.
(Yusnaini, dkk. 2010).
BAB III
METODELOGI
KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 2 Desember 2018, pada pukul 16.30 s/d 17.40 WIB. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Kelautan Dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala.
3.2 Alat
dan Bahan
3.2.1 Alat-AlatPraktikum
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut
:
Tabel 3.2.1. Alat- Alat Praktikum
No |
NamaAlat |
Jumlah |
Fungsi |
|
Rol/mistar Timbangan Baki Pulpen Buku Tisu SarungTangan |
1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit Secukupnya 1 Pasang |
Mengukur tiap bagian-bagian tubuh ikan dan kepiting Menimbang berat ikan dan kepiting Wadah tempat meletakkan ikan dan kepiting Untuk menulis hasil praktikum Tempat menulis hasil praktikum Untuk membersihkan kotoran Untuk melindungi tangan agar tidak kotor |
3.2.2 Bahan-BahanPraktikum
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali
ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2.2 Bahan – Bahan Praktikum
No. |
NamaBahan |
Jumlah |
|
Kepiting |
1 Ekor |
|
IkanTongkol |
1 Ekor |
|
IkanDencis |
1 Ekor |
|
IkanPepetek |
1 Ekor |
3.3 Cara
Kerja
Adapun cara kerja pada Praktikum Pengukuran
Morfometrik Pada Ikan dan Kepiting adalah sebagai berikut :
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
2. Diukurmasing-masing bagian tubuh ikan dan kepiting.
3. Dicatat hasil pengukuran bagian-bagian tubuh ikan dan kepiting.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 HasilPengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah
kajian terkait hasil dari pengukuran morfometrik ikan dan kepiting, data
disajikan pada table dibawah ini.
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran pada Ikan Tongkol, Ikan Pepetek
dan Ikan Dencis
No. |
Nama Ikan |
PT |
PS |
PM |
DM |
TBE |
TB |
PK |
BI |
1.
|
Ikan Tongkol |
24cm |
20cm |
2cm |
1,5cm |
0,5cm |
5cm |
6cm |
180g |
2.
|
Ikan Pepetek |
14cm |
11,5cm |
2cm |
1,8cm |
1,6cm |
5cm |
6cm |
40gr |
3.
|
Ikan Dencis |
16cm |
13cm |
2,5cm |
1cm |
0,9cm |
4cm |
3,5cm |
60g |
Keterangan:
PT :Panjang Total TBE :
Tinggi Batang Ekor
PS :Panjang Standar TB :
Tinggi Badan
PM :Panjang Moncong PK :
Panjang Kepala
DM :Diameter
Mata BI :
Berat Ikan
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Pada
Kepiting
No. |
Pengukuran |
Kepiting |
1 |
PK |
9,5cm |
2 |
LK |
7cm |
3 |
TK |
3cm |
4 |
RC1 |
6,5cm |
5 |
RC2 |
2,5cm |
6 |
PTC |
11,5cm |
7 |
RK1 |
4cm |
8 |
RK2 |
2cm |
9 |
RK3 |
3cm |
10 |
RK4 |
2,5cm |
11 |
PTK |
11cm |
12 |
LC |
3cm |
13 |
TC |
2cm |
14 |
BK |
130g |
Keterangan:
PK:
Panjang Karapas LK: Lebar Karapas TK:
Tinggi Karapas
RC1:
Ruas Capit Pertama RC2: Ruas Capit Kedua PTC:
Panjang Total Capit
RK1:
Ruas Kaki Pertama RK2: Ruas Kaki Kedua RK3:
Ruas Kaki Ketiga
RK4:
Ruas Kaki Keempat PTK :Panjang
Total Kaki LC : Lebar Capit
TC : Tinggi Lebar BK : Berat Kepiting
4.2 Pembahasan
- Ikan Tongkol(Euthynnus affinis)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub
Filum : Vertebrata
kelas : Pisces
Sub
kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Famili : Scombridae
Genus : Euthynnus
Spesies : Euthynnus affinis
Gambar 4.1 IkanTongkol (Euthynnus affinis)
Ikan tongkol
terklasifikasi dalam ordo Goboioida,
family Scombridae, genus Euthynnus, spesies Euthynnus affinis. Ikan tongkol masih tergolong pada -ikan
Scombridae, bentuk tubuh seperti betuto, dengan kulit yang licin .Sirip dada
melengkung, ujngnya lurus dan pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol merupakan
perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang.
Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada -pangkalnya mempunyai lekukan
pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan
tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan
tersebut berenang cepat. Dan dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat
sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet.
Ikan
Tongkol merupakan salah satu jenis ikan pelagis artinya hidup di lapisan atas
dari suatu perairan. Bentuk badanya memanjang yang kedua ujungnya meruncing,
mempunyai dua sirip punggung dan 7-8 finlet. Dari bentuk ikan adanya dua sirip
punggung dan banyaknya finlet ini menujukan ikan tongkol termasuk jenis ikan perenang
cepat. Ikan tongkol merupakan penghuni hampir seluruh perairan asia. Di
indonesia, ikan ini banyak membentuk gerombolan-gerombolan besar atau migratory
yang tersebar disekitar perairan samudera atlantik, hindia dan pasifik,
terutama di perairan indonesia timur dan samudra Indonesia.ikan tongkol
merupakan perenang yang cepat,ikan ini berbentuk seperti torpedo dengan
ujung-ujung siripnya yang rucing,ikan tongkol mempunyai sepasang testis yang
berwarna merah muda,mempunyai bentuk permukaan tubuh yang halus dan warna tubuh
abu-abu kehitaman dan silver,ciri ikan tongkol dapat digolongkan menjadi dua
yaitu ciri primer dan ciri sekunder,cara melihat ciri primer adalah dengan cara
membedah langsung perut ikan untuk mengetahui apakah ikan tersebut jantan atau
betina sedangkan ciri sekunder dapat dilihat dari morfologi ikan tersebut atu
dari bagian luar ikan tersebut.
Hasil
yang didapat dari pengukuran morfometrik pada ikan tongkol antara lain adalah
Panjang Total (PT) dengan hasil 24 cm,
Panjang Standar (PS) dengan hasil 20 cm, Panjang Moncong (PM) dengan hasil 2
cm, Diameter Mata )DM) dengan hasil 1,5 cm, Panjang Kepala (PK) dengan hasil 6
cm, Tinggi Batang Ekor (TBE) dengan hasil 0,5 cm, Tinggi Badan (TB) dengan
hasil 5 cm, Berat Ikan (BI) dengan hasil 180 gram.
- Ikan Pepetek (Leiognathusequulus)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub
Filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub
kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Famili : Leiognathidae
Genus : Leiognathus
Spesies : Leiognathus equulus
Gambar 4.2 Ikan Pepetek (Leiognathus equulus)
Spesies Leiognathus equulus memiliki bentuk
tubuh yang sangat mendalam, moncong dari
ikan pepetek tumpul, duri punggung ketiga dan keempat bergerigi, dan warna
hitam pada ujung membran sirip punggung. Ikan pepetek tidak memeiliki daerah
semi lingkaran yang jelas pada tengkuk, garis rusuk berwarna abu-abu samar,
dada memiliki warna abu-abu terang, dan warna hitam sangat jelas dari sirip
punggung dan membran setengah distal antar posterior dari kedua hingga kelima
sirip dorsal. Spesies ini mampu memancarkan cahaya kemilau yang disebut bioluminesense.
alam
praktikum kali ini dilakukan pengukuran terhadap bagian-bagian tubuh ikan
pepetek, pengukuran ini menggunakan penggaris sebagai alat ukur dalam bentuk cm
(Centi Meter). Hasil pengukuran-pengukuran tersebut antara lain ialah Panjang
Total (PT) dengan hasil 14 cm, Panjang Standar (PS) dengan hasil 11,5 cm,
Panjang Moncong (PM) dengan hasil 2 cm, Diameter Mata (DM) dengan hasil 1,8 cm,
Panjang Kepala (PK) dengan hasil 3,5 cm, Tinggi Batang Ekor (TBE) dengan hasil
0,6 cm, Tinggi Badan (Tb) dengan hasil 5 cm, Berat Ikan (BI) dengan hasil 40
gram.
- Ikan Dencis (SardinellaSp)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
kelas : Actinopterygii
Ordo : Clupeiformes
Famili : Clupeidae
Genus : Sardinella
Spesies : Sardinella Sp
Gambar 4.3 Ikan Dencis (Sardinella sp.)
Sardinella Sp
berwarna biru kehijauan pada bagian punggung dan putih keperakan pada bagian
lambung, serta mempunyai sirip-sirip transparan. Panjang tubuh dapat mencapai
23 cm tetapi pada umumnya hanya 10-15 cm. Ikan dencis memiliki bentuk tubuh
yang pipih, sisik tebal, pert menonjol, sisik depan punggung sejajar dengan
punggu, dua jari sirip dubur terakhir membesar, sirip punggung kekuningan dan
terdapat bercak gelap di pangkal sirip.
Pada
siang hari, kelompok ikan ini dekat dasar perairan sementara ketika malam hari
keompok ikan ini bergerak mendekati permukaan air dengan kelompok-kelompok yang
terpisah. Terkadang saat siang hari ketika cuaca mendung ikan ini muncul pula
berkelompok didekat permukaan air. Jumlah yang besar banyak terdapat di
perairan pantai terutama pada saat terjadinya upwelling di waktu tertentu, banyak ditemukan di perairan teluk dan
laguna.
Dalam
praktikum kali ini dilakukan pengukuran terhadap bagian-bagian tubuh ikan
pepetek, pengukuran ini menggunakan penggaris sebagai alat ukur dalam bentuk cm
(Centi Meter). Hasil pengukuran-pengukuran tersebut antara lain ialah Panjang
Total (PT) dengan hasil 16 cm, Panjang Standar (PS) dengan hasil 13 cm, Panjang
Moncong (PM) dengan hasil 2,5 cm, Diameter Mata (DM) dengan hasil 1cm, Panjang
Kepala (PK) dengan hasil 3,5 cm, Tinggi Batang Ekor (TBE) dengan hasil 0,9 cm,
Tinggi Badan (Tb) dengan hasil 4 cm, Berat Ikan (BI) dengan hasil 60 gram.
- Kepiting (Scylla serrata)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
kelas : Crustacea
Sub
kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies : Scylla serrata
Gambar 4.4 Kepiting (Scylla serrata)
Kepiting (Scylla
serrata) merupakan salah satu jenis komoditas perikanan yang potensial
untuk dibudidayakan.Kepiting bakau banyak dijumpai di perairan payau yang
banyak ditumbuhi tanaman mangrove. Kepiting bakau sangat disenangi oleh
masyarakat mengingat rasanya yang lezat dengan kandungan nutrisi sejajar dengan
crustacea yang lain seperti udang yang banyak diminati baik dipasaran dalam
negeri maupun luar negeri.
Kepiting (Scylla serrata) memiliki ukuran lebar karapas lebih besar dari pada ukuran panjang
tubuhnya dan permukaannya agak licin. Pada dahi antara sepasang matanya
terdapat enam buah duri dan disamping kanan serta kirinya terdapat sembilan
buah duri. Kepitng jantan mempunyai
sepasang capit yang dapat mencapai panjang hampir dua kali lipat daripada
panjang karapasnya, sedangkan kepiting bakau betina relatif lebih pendek.
Selain itu, kepiting juga memiliki 3
pasang kaki jalan dan sepasang kaki renang. Kepiting berjenis kelamin jantan ditandai dengan
abdoment bagian bawah berbentuk segitiga meruncin, sedangkan pada betina
kepiting melebar. Perairan di sekitar mangrove
sangat cocok untuk kehidupan kepiting karena sumber makanannya seperti benthos
dan serasah cukup tersedia. Di alam biasanya yang besar akan memakan kepiting
yang kecil, waktu makan kepiting tidak beraturan tetapi malam hari lebih aktif
dibanding siang hari sehingga kepiting bakau digolongkan sebagai hewan nocturnal
yang aktif makan di malam hari.
Hasil
yang didapat dari pengukuran Kepiting antara lain Panjang Karapas (PK) dengan
hasil 9,5 cm, Lebar dengan hasil 7 cm, Tinggi dengan hasil 3 cm, Panjang Total
Capit dengan hasil 11,5 cm, Panjang Ruas Capit dengan hasil 6,5 cm, Ruas pertama dengan hasil 4,5 cm, Ruas kedua dengan 2 cm, panjang kaki
total dengan hasil 11 cm, panjang ruas kaki pertama dengan hasil 4 cm, panjang
ruas kaki kedua dengan hasil 2 cm, panjang ruas kaki ketiga dengan hasil 2 cm,
panjang ruas kaki keempat dengan hasil 2,5 cm, lebar capit dengan hasil 3 cm, tinggi capit dengan hasil 2 cm dan
berat kepiting dengan hasil 130 gram.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan
dari praktikum ini adalah bahwa setiap ikan mempunyai ukuran tubuh masing-masing
tergantung habitat dan jenis makanannya.Kita bisa melihat dari tabel hasil
pengamatan antara ikan tongkol, ikan dencis, dan ikan pepetek dan kepiting
memiliki ukuran dan berat tubuh yang berbeda-beda. Kepiting memliki berat
keseluruhan 130 gr sedangkan ikan tongkol 180 gr ikan dencis 60 gr dan terakhir
ikan pepetek memiliki berat keseluruhan 40 gr.
5.2 Saran
Agar
dalam melakukan praktikum selalu menjaga kekondusifan praktikum. Dan praktikum
dilaksanakan dalam keadaan fokus dan serius.
DAFTAR PUSTAKA
Irfan.2009. Laporan Ikhtiologi. Kendari. Universitas
Haluoleo.
Lahiank
.2011. Dunia Ikan. Armico.Bandung.
Rajabnadia. 2009. Metode
Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.
Tzeng,
T-D., Chiu, C-S., Yeh, S-Y. 2000. Morphometric
Variation in Red-spot Prawn (Metapenaeopsis
barbata) in Different Geographic Waters of Taiwan. Institute of
Oceanography, National Taiwan University, Taipei 106, Taiwan ROC.
Yusnaini,
Dkk. 2010.Morfometrik.Swadaya.
Jakarta.
Zawir,
Heru. 2012. Morfometrik dan meristik.Erlangga.Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar