Minggu, 11 Oktober 2020

PENGUKURAN MORFOMETRIK PADA IKAN DAN KEPITING

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum pengukuran karakter morfometrik ini bertujuan untuk mengetahui variasi morfologi dari beberapa spesies ikan yang berbeda, atau spesies yang sama dari populasi yang berbeda. Metode morfometrik bersama dengan metode meristik menjadi dasar dalam pengklasifikasian ikan pada awal mula ilmu taksonomi ikan berkembang.

Secara umum morfometrik terbagi dua yaitu tradisional morfometrik dan trussnetwork morfometrik. Metode pertama adalah metode yang pertama dikembangkansedangkan metode yang kedua adalah metode yang kemudian dikembangkan.Setiap ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur, jeniskelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya.

Faktor-faktor lingkungan yang dapatmempengaruhi kehidupan ikan di antaranya adalah makanan, derajat keasaman (pH) air,suhu, dan salinitas. Faktor-faktor tersebut, baik secara sendiri sendiri secara bersama-sama, mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan mempunyai umur yang sama namun ukuran mutlak diantara keduanya dapat saling berbeda.

 

1.2 Tujuan praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tata cara pengukuran morfometrik pada ikan dan kepiting.

 


 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Brown dan Gibson (1983) dalam Haryono (2001) menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai sebaran geografi tertentu yang dikontrol oleh kondisi fisik lingkungannya. Oleh karena itu sebaran dan variasi morfometri yang muncul merupakan respon terhadap lingkungan fisik tempat hidup spesies tersebut. Variasi karakter morfometri dapat disebabkan oleh perbedaan faktor genetik dan lingkungan. Sehingga pengujian perbedaan genetik antar populasi dapat menggambarkan perbedaan genetik antar populasi ikan dan perbedaan lingkungan geografi di masing-masing lokasi. Oleh karena itu, perbedaan populasi ikan berdasarkan variasi morfometri perlu diuji dengan bukti genetik untuk mengkonfirmasikan bahwa variasi tersebut juga menggambarkan isolasi reproduksi dan bukan hanya karena perbedaan lingkungan (Tzeng, 2000).

Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan (measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata (Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999. Dalam Heru Zawir, 2012)

Setiap ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis kelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan diantarannya adlah makanan, pH, suhu, dan salinitas. Faktor-faktor tersebut secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan memiliki umur yang sama, namun ukuran mutlak diantara keduanya dapat saling berbeda. Ukuran ikan adalah jarak suatu bagian tubuh dengan bagian tubuh lainnya (Irfan, 2009).

Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar ikan antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi badan atau ekor (Rajabnadia, 2009).

Ikan merupakan hewan air yang memiliki bentuk, ukuran dan warna yang berbeda tergantung dari spesies dan dimana dia hidup atau beradaptasi dengan lingkungannya.Ciri pada ikan berbeda-beda yang biasa disebut ciri morfometrik dan meristrik.Ciri morfometrik merupakan ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian tubuh ikan.Seperti panjang ikan, panjang badan dan sebagainya.Sedangkan ciri meristik yaitu ciri yang berkaitan dengan jumlah jari-jari keras dan lemah pada garis puggung dan sebagainya (Lahiank, 2011).

Menurut Yusnaini, dkk (2010) mengemukakan bahwa pengukuran mofometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik yang lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar ikan antara lain panjang standar, moncong/bibir, sirip punggung atau tinggi badan dan ekor. Ikan bertulang belakang memiliki beraneka ragam karakteristik tubuh sehingga bentuk badan dan ukuran berbeda. (Yusnaini, dkk. 2010).


 

BAB III

METODELOGI KERJA

 

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 2 Desember 2018, pada pukul 16.30 s/d 17.40 WIB. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Kelautan Dan Perikanan, Universitas Syiah Kuala.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat-AlatPraktikum

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2.1. Alat- Alat Praktikum

No

NamaAlat

Jumlah

Fungsi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rol/mistar

 

Timbangan

Baki

 

Pulpen

Buku

Tisu

SarungTangan

1 unit

 

1 unit

1 unit

 

1 unit

1 unit

Secukupnya

1 Pasang

Mengukur tiap bagian-bagian tubuh ikan dan kepiting

Menimbang berat ikan dan kepiting

Wadah tempat meletakkan ikan dan kepiting

Untuk menulis hasil praktikum

Tempat menulis hasil praktikum

Untuk membersihkan kotoran

Untuk melindungi tangan agar tidak kotor

 

3.2.2 Bahan-BahanPraktikum

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2.2 Bahan – Bahan Praktikum

No.

NamaBahan

Jumlah

 

Kepiting

1 Ekor

 

IkanTongkol

1 Ekor

 

IkanDencis

1 Ekor

 

IkanPepetek

1 Ekor

 

 

3.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja pada Praktikum Pengukuran Morfometrik Pada Ikan dan Kepiting adalah sebagai berikut  :

1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.

2. Diukurmasing-masing bagian tubuh ikan dan kepiting.

3. Dicatat hasil pengukuran bagian-bagian tubuh ikan dan kepiting.


 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HasilPengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah kajian terkait hasil dari pengukuran morfometrik ikan dan kepiting, data disajikan pada table dibawah ini.

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran pada Ikan Tongkol, Ikan Pepetek dan Ikan Dencis

No.

Nama Ikan

PT

PS

PM

DM

TBE

TB

PK

BI

1.       

Ikan Tongkol

24cm

20cm

2cm

1,5cm

0,5cm

5cm

6cm

180g

2.       

Ikan Pepetek

14cm

11,5cm

2cm

1,8cm

1,6cm

5cm

6cm

40gr

3.       

Ikan Dencis

16cm

13cm

2,5cm

1cm

0,9cm

4cm

3,5cm

60g

Keterangan:

PT       :Panjang Total                                     TBE    : Tinggi Batang Ekor

PS       :Panjang Standar                                 TB       : Tinggi Badan

PM      :Panjang Moncong                              PK      : Panjang Kepala

DM     :Diameter Mata                                   BI        : Berat Ikan

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Pada Kepiting

No.

Pengukuran

Kepiting

1

PK

9,5cm

2

LK

7cm

3

TK

3cm

4

RC1

6,5cm

5

RC2

2,5cm

6

PTC

11,5cm

7

RK1

4cm

8

RK2

2cm

9

RK3

3cm

10

RK4

2,5cm

11

PTK

11cm

12

LC

3cm

13

TC

2cm

14

BK

130g

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keterangan:

PK: Panjang Karapas             LK: Lebar  Karapas           TK: Tinggi Karapas        

RC1: Ruas Capit Pertama      RC2: Ruas Capit Kedua   PTC: Panjang Total Capit

RK1: Ruas Kaki Pertama       RK2: Ruas Kaki Kedua    RK3: Ruas Kaki Ketiga

RK4: Ruas Kaki Keempat     PTK :Panjang Total Kaki  LC : Lebar Capit

TC       : Tinggi Lebar             BK    : Berat Kepiting

4.2 Pembahasan

  1. Ikan Tongkol(Euthynnus affinis)

Kingdom         : Animalia

Filum               : Chordata

Sub Filum        : Vertebrata

kelas                : Pisces

Sub kelas         : Teleostei

Ordo                : Percomorphi

Famili              : Scombridae

Genus              : Euthynnus

Spesies            : Euthynnus affinis

Gambar  4.1 IkanTongkol (Euthynnus affinis)

Ikan tongkol terklasifikasi dalam ordo Goboioida, family Scombridae, genus Euthynnus, spesies Euthynnus affinis. Ikan tongkol masih tergolong pada -ikan Scombridae, bentuk tubuh seperti betuto, dengan kulit yang licin .Sirip dada melengkung, ujngnya lurus dan pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol merupakan perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada -pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat. Dan dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet.

Ikan Tongkol merupakan salah satu jenis ikan pelagis artinya hidup di lapisan atas dari suatu perairan. Bentuk badanya memanjang yang kedua ujungnya meruncing, mempunyai dua sirip punggung dan 7-8 finlet. Dari bentuk ikan adanya dua sirip punggung dan banyaknya finlet ini menujukan ikan tongkol termasuk jenis ikan perenang cepat. Ikan tongkol merupakan penghuni hampir seluruh perairan asia. Di indonesia, ikan ini banyak membentuk gerombolan-gerombolan besar atau migratory yang tersebar disekitar perairan samudera atlantik, hindia dan pasifik, terutama di perairan indonesia timur dan samudra Indonesia.ikan tongkol merupakan perenang yang cepat,ikan ini berbentuk seperti torpedo dengan ujung-ujung siripnya yang rucing,ikan tongkol mempunyai sepasang testis yang berwarna merah muda,mempunyai bentuk permukaan tubuh yang halus dan warna tubuh abu-abu kehitaman dan silver,ciri ikan tongkol dapat digolongkan menjadi dua yaitu ciri primer dan ciri sekunder,cara melihat ciri primer adalah dengan cara membedah langsung perut ikan untuk mengetahui apakah ikan tersebut jantan atau betina sedangkan ciri sekunder dapat dilihat dari morfologi ikan tersebut atu dari bagian luar ikan tersebut.

Hasil yang didapat dari pengukuran morfometrik pada ikan tongkol antara lain adalah Panjang Total  (PT) dengan hasil 24 cm, Panjang Standar (PS) dengan hasil 20 cm, Panjang Moncong (PM) dengan hasil 2 cm, Diameter Mata )DM) dengan hasil 1,5 cm, Panjang Kepala (PK) dengan hasil 6 cm, Tinggi Batang Ekor (TBE) dengan hasil 0,5 cm, Tinggi Badan (TB) dengan hasil 5 cm, Berat Ikan (BI) dengan hasil 180 gram.

  1. Ikan Pepetek (Leiognathusequulus)

Kingdom         : Animalia

Filum               : Chordata

Sub Filum        : Vertebrata

Kelas               : Pisces

Sub kelas         : Teleostei

Ordo                : Percomorphi

Famili              : Leiognathidae

Genus              : Leiognathus

Spesies            : Leiognathus equulus

 

 

Gambar 4.2 Ikan Pepetek (Leiognathus equulus)

Spesies Leiognathus equulus memiliki bentuk tubuh yang sangat mendalam,  moncong dari ikan pepetek tumpul, duri punggung ketiga dan keempat bergerigi, dan warna hitam pada ujung membran sirip punggung. Ikan pepetek tidak memeiliki daerah semi lingkaran yang jelas pada tengkuk, garis rusuk berwarna abu-abu samar, dada memiliki warna abu-abu terang, dan warna hitam sangat jelas dari sirip punggung dan membran setengah distal antar posterior dari kedua hingga kelima sirip dorsal. Spesies ini mampu memancarkan cahaya kemilau yang disebut bioluminesense.

alam praktikum kali ini dilakukan pengukuran terhadap bagian-bagian tubuh ikan pepetek, pengukuran ini menggunakan penggaris sebagai alat ukur dalam bentuk cm (Centi Meter). Hasil pengukuran-pengukuran tersebut antara lain ialah Panjang Total (PT) dengan hasil 14 cm, Panjang Standar (PS) dengan hasil 11,5 cm, Panjang Moncong (PM) dengan hasil 2 cm, Diameter Mata (DM) dengan hasil 1,8 cm, Panjang Kepala (PK) dengan hasil 3,5 cm, Tinggi Batang Ekor (TBE) dengan hasil 0,6 cm, Tinggi Badan (Tb) dengan hasil 5 cm, Berat Ikan (BI) dengan hasil 40 gram.

  1. Ikan Dencis (SardinellaSp)

Kingdom         : Animalia

Filum               : Chordata

kelas                : Actinopterygii

Ordo                : Clupeiformes

Famili              : Clupeidae

Genus              : Sardinella

Spesies            : Sardinella Sp

Gambar  4.3 Ikan Dencis (Sardinella sp.)

Sardinella Sp berwarna biru kehijauan pada bagian punggung dan putih keperakan pada bagian lambung, serta mempunyai sirip-sirip transparan. Panjang tubuh dapat mencapai 23 cm tetapi pada umumnya hanya 10-15 cm. Ikan dencis memiliki bentuk tubuh yang pipih, sisik tebal, pert menonjol, sisik depan punggung sejajar dengan punggu, dua jari sirip dubur terakhir membesar, sirip punggung kekuningan dan terdapat bercak gelap di pangkal sirip.

Pada siang hari, kelompok ikan ini dekat dasar perairan sementara ketika malam hari keompok ikan ini bergerak mendekati permukaan air dengan kelompok-kelompok yang terpisah. Terkadang saat siang hari ketika cuaca mendung ikan ini muncul pula berkelompok didekat permukaan air. Jumlah yang besar banyak terdapat di perairan pantai terutama pada saat terjadinya upwelling di waktu tertentu, banyak ditemukan di perairan teluk dan laguna.

Dalam praktikum kali ini dilakukan pengukuran terhadap bagian-bagian tubuh ikan pepetek, pengukuran ini menggunakan penggaris sebagai alat ukur dalam bentuk cm (Centi Meter). Hasil pengukuran-pengukuran tersebut antara lain ialah Panjang Total (PT) dengan hasil 16 cm, Panjang Standar (PS) dengan hasil 13 cm, Panjang Moncong (PM) dengan hasil 2,5 cm, Diameter Mata (DM) dengan hasil 1cm, Panjang Kepala (PK) dengan hasil 3,5 cm, Tinggi Batang Ekor (TBE) dengan hasil 0,9 cm, Tinggi Badan (Tb) dengan hasil 4 cm, Berat Ikan (BI) dengan hasil 60 gram.

  1. Kepiting (Scylla serrata)

Kingdom         : Animalia

Filum               : Arthropoda

kelas                : Crustacea

Sub kelas         : Malacostraca

Ordo                : Decapoda

Famili              : Portunidae

Genus              : Scylla

Spesies            : Scylla serrata

Gambar  4.4 Kepiting (Scylla serrata)

Kepiting (Scylla serrata) merupakan salah satu jenis komoditas perikanan yang potensial untuk dibudidayakan.Kepiting bakau banyak dijumpai di perairan payau yang banyak ditumbuhi tanaman mangrove. Kepiting bakau sangat disenangi oleh masyarakat mengingat rasanya yang lezat dengan kandungan nutrisi sejajar dengan crustacea yang lain seperti udang yang banyak diminati baik dipasaran dalam negeri maupun luar negeri.

Kepiting (Scylla serrata) memiliki ukuran lebar karapas lebih besar dari pada ukuran panjang tubuhnya dan permukaannya agak licin. Pada dahi antara sepasang matanya terdapat enam buah duri dan disamping kanan serta kirinya terdapat sembilan buah duri. Kepitng  jantan mempunyai sepasang capit yang dapat mencapai panjang hampir dua kali lipat daripada panjang karapasnya, sedangkan kepiting bakau betina relatif lebih pendek. Selain itu, kepiting  juga memiliki 3 pasang kaki jalan dan sepasang kaki renang. Kepiting  berjenis kelamin jantan ditandai dengan abdoment bagian bawah berbentuk segitiga meruncin, sedangkan pada betina kepiting melebar. Perairan di sekitar mangrove sangat cocok untuk kehidupan kepiting karena sumber makanannya seperti benthos dan serasah cukup tersedia. Di alam biasanya yang besar akan memakan kepiting yang kecil, waktu makan kepiting tidak beraturan tetapi malam hari lebih aktif dibanding siang hari sehingga kepiting bakau digolongkan sebagai hewan nocturnal yang aktif makan di malam hari.

Hasil yang didapat dari pengukuran Kepiting antara lain Panjang Karapas (PK) dengan hasil 9,5 cm, Lebar dengan hasil 7 cm, Tinggi dengan hasil 3 cm, Panjang Total Capit dengan hasil 11,5 cm, Panjang Ruas Capit dengan hasil 6,5 cm,  Ruas pertama dengan hasil  4,5 cm, Ruas kedua dengan 2 cm, panjang kaki total dengan hasil 11 cm, panjang ruas kaki pertama dengan hasil 4 cm, panjang ruas kaki kedua dengan hasil 2 cm, panjang ruas kaki ketiga dengan hasil 2 cm, panjang ruas kaki keempat dengan hasil 2,5 cm, lebar capit dengan hasil  3 cm, tinggi capit dengan hasil 2 cm dan berat kepiting dengan hasil 130 gram.


 

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah bahwa setiap ikan mempunyai ukuran tubuh masing-masing tergantung habitat dan jenis makanannya.Kita bisa melihat dari tabel hasil pengamatan antara ikan tongkol, ikan dencis, dan ikan pepetek dan kepiting memiliki ukuran dan berat tubuh yang berbeda-beda. Kepiting memliki berat keseluruhan 130 gr sedangkan ikan tongkol 180 gr ikan dencis 60 gr dan terakhir ikan pepetek memiliki berat keseluruhan 40 gr.

 

5.2 Saran

Agar dalam melakukan praktikum selalu menjaga kekondusifan praktikum. Dan praktikum dilaksanakan dalam keadaan fokus dan serius.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

Irfan.2009. Laporan Ikhtiologi. Kendari. Universitas Haluoleo.

Lahiank .2011. Dunia Ikan. Armico.Bandung.

Rajabnadia. 2009. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.

Tzeng, T-D., Chiu, C-S., Yeh, S-Y. 2000. Morphometric Variation in Red-spot Prawn (Metapenaeopsis barbata) in Different Geographic Waters of Taiwan. Institute of Oceanography, National Taiwan University, Taipei 106, Taiwan ROC.

Yusnaini, Dkk. 2010.Morfometrik.Swadaya. Jakarta.

Zawir, Heru. 2012. Morfometrik dan meristik.Erlangga.Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INILAH 7 DAFTAR IKAN CUPANG PLAKAT DENGAN HARGA TERMAHAL!!||HAMPIR 25 JT

          Ikan cupang kini memiliki minat yang cukup tinggi di kalangan para pecinta ikan hias, tak bisa di pungkiri, keindahan tubuh dan ti...