Jumat, 14 Desember 2018

Laporan praktikum hama dan penyakit ikan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Dalam usaha budidaya makanan, pengenalan jenis-jenis dan karakteristik hama dan penyakit pada ikan diperlukan untuk mendukung kelancaran usaha budidaya. Secara umum, hama dan penyakit ikan diartikan sebagai semua hewan atau makhluk hidup yang ada di dalam areal budidaya ikan yang mana dapat mengatur kerugian. Hama pun dapat bergerak secara langsung atau tidak langsung. Dalam artian hama ikan dapat membunuh atau memangsa ikan secara langsung atau pun, menghasilkan pertumbuhan ikan yang dibudidayakan. Biawak dan ular adalah contoh hama ikan yang memangsa ikan secara langsung, sedangkan yuyu atau kepitingimpor membuat lubang-lubang pada dinding kolam atau tambak. Keberadaan kepiting / yuyu dapat menimbulkan beberapa kerusakan pada tanggul atau pematang menghasilkan kebocoran. Kepiting mungkin membuat lubang-lubang pada kondisi yang sulit dan dapat menghasilkan masuknya pemangsa dan penyayang dalam petakan kolam atau tambak. Selain itu menyebabkan udang atau ikan yang dipelihara akan lolos melalui lubang kepiting tersebut.
Definisi atau pengertian hama ikan adalah semua makhluk hidup (hewan) yang sangat baik untuk tubuh yang lebih kecil, sama atau lebih besar dari tubuh ikan yang tidak memungkinkan karena dapat menyebabkan gangguan pada ikan. Dengan kata lain hama ikan adalah semua makhluk yang dapat memangsa, menghasilkan atau membuat hidup dalam habitat ikan. Secara umum, pra sifat biaya hama pada ikan dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu predator, kompetitor dan pengganggu.

 

1.2 Tujuan Praktikum

            Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis dari hama yang terdapat di kawasan tambak lamdingin, kec. Syiah kuala, Banda aceh.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Hama adalah organisme pengganggu yang dapat memangsa,membunuh dan mempengaruhi produktivitas ikan, baik secara langsung maupun secara bertahap. Hama bersifat sebagai organisma yang memangsa (predator), perusak dan kompetitor (penyaing). Sebagai predator (organisme pemangsa), yakni makhluk yang menyerang dan memangsa ikan yang biasanya mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dari ikan itu sendiri. Hama sering menyerang ikan bila masuk dalam lingkungan perairan yang sedang dilakukan pemeliharaan ikan. Masuknya hama dapat bersama saluran pemasukan air maupun sengaja datang melalui pematang untuk memangsa ikan yang ada.( Affandi,1992)
Kasus penyakit ikan tidak hanya disebabkan oleh satu penyebab saja, akan tetapi merupakan hasil akhir dari beragam sebab akibat interaksi antara inang (termasuk didalamnya kondisi fisiologis, reproduksi, dan tingkat perkembangan individu), lingkungan perairan, dan pathogen. Dibawah kondisi akuakultur, ketiga faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap kerentanan inang terhadap penyakit. Faktor lingkungan perairan tidak hanya mencakup air dan komponen-komponennya misalnya oksigen, pH, temperatur, racun, dan limbah) akan tetapi juga mencakup manajemen akukultur yang lain misalnya penanganan, perlakuan dengan obatobatan, prosedur transportasi ikan, dll (Snieszko, 1974dalam FAO dan NACA, 2001).
Jamur dulunya disebut tumbuhan tanpa klorofil, akan tetapi saat ini cenderung dimasukkan dalam kingdom yang terpisah. Organisme ini dapat berupa uni atau multi seluler dan beberapa diantaranya merupakan penyebab beberapa penyakit pada vertebrata. Sebagaimana organisme lainnya, jamur mendapatkan makanannya dari bahan-bahan organik baik dalam keadaan hidup ataupun mati (Pelczar dan Chan, 1986).
Bakteri biasanya mempunyai tingkat reproduksi yang tinggi apabila ketersediaan makanan cukup. Jika makanan tersebut ditemukan pada organisme lain maka hal inilah yang dapat menyebabkan penyakit. Beberapa spesies diantaranya dapat hidup didalam atau diluar organisme multiseluler lain tanpa menyebabkan penyakit bahkan diantaranya sangat dibutuhkan oleh inangnya (Axelrod et al., 1995).
Hama yang menyerang ikan biasanya datang dari luar melalui aliran air, udara atau darat. Hama yang berasal dari dalam biasanya akibat persiapan kolam yang kurang sempurna. Oleh karena itu untuk mencegah hama ini masuk kedalam wadah budidaya dapat dilakukan penyaringan pada saluran pemasukan dan pemagaran pematang. Hama ikan banyak sekali jenisnya antara lain larva serangga, serangga air, ikan carnivora, ular, biawak, buaya , notonecta atau bebeasan, larva cybister atau ucrit, berang-berang atau lisang, larva capung, trisipan. Hama menyerang ikan hanya pada saat ikan masih kecil atau bila populasi ikan terlalu padat. Sedangkan bila ikan mulai gesit gerakannya umumnya hama sulit memangsanya. Hama yang menyerang ikan budidaya biasanya berupa ular, belut, ikan liar pemangsa. Sedangkan hama yang menyerang larva dan benih ikan biasanya notonecta atau bebeasan, larva cybister atau ucrit. Ikan-ikan kecil yang masuk ke dalam wadah juga akan mengganggu. Meskipun bukan hama, tetapi ikan kecil-kecil itu menjadi pesaing bagi ikan dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen (Boyd, 1982).




BAB III METODELOGI


3.1 Waktu Dan Tempat

            Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober 2018, berlokasi di Tambak Praktikum Budidaya Perairan, Des. Lamdingin, Kec. Syiah Kuala, Banda Aceh. Pada pukul  8:45 - 11:30 WIB.

3.2 Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
Tabel 3.1 Alat dan Bahan
No
Alat dan Bahan
Fungsi
1.
Alat Tulis
Untuk Mencatat
2.
Plastik Sampel
Tempat Meletakkan Sampel

3.3 Cara Kerja

            Cara kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah:
1.      Dicari hama yang terdapat pada sekitaran lokasi praktikum (Tambak Lamdingin)
2.      Jika ada, dimasukkan hama kedalam plastik sampel.
3.      Identifikasikan hama untuk mengetahui spesiesnya.


BAB IV PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan

            Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah dari jenis hama yang di temukan di kawasan tambak lamdingin, adapun hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
No
Nama
Klasifikasi
Gambar
1
Kepiting geleteng pasir
Kingdom ` : Animalia
Filum          : Arthropoda
Kelas          : Malacostraca
Ordo           : Decapoda
Famili         : ocypodidae
Genus         : ocypode
Spesies       : ocypode kuhlii
Description: Berkas:Ocyp kuhl 090517-08418 plrtu.JPG
2
Siput trisipan

Kingdom   : animalia
Filum         :molusca
Kelas         :gastropoda
Famili        : potamididae
Genus        : pirenella
Spesies      :Pirenella Cingulata
Description: Hasil gambar untuk trisipan

4.2 Pembahasan

Budidaya merupakan hal yang sangat menguntukan dan hal yang diperhatikan adalah kualitas air , Patogen dan ikan. Dalam hal penyakit Penyakit didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi dan atau fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal  karena beberapa penyebab dan terbagi atas  2 kelompok yaitu penyebab dari dalam  (internal) dan  luar (eksternal) . Penyakit internal meliputi genetic,  sekresi internal, imunodefesiensi, saraf dan metabolic. Sedangkan penyakit eksternal meliputi  penyakit pathogen  (parasit,  jamur, bakteri , virus) dan non pathogen (lingkungan  dan nutrisi). Penyakit parasitic  merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering menyerang  ikan terutama pada usaha pembenihan. Serangan parasit  bisa mengakibatkan  terganggunnya pertumbuhan, kematian bahkan  penurunan produksi ikan.  Berbagai organisme yang   bersifat parasit mulai dari protozoa, crusstacea dan annelida.
Identifikasi hama dan penyakit ikan merupakan bagian dari pemeriksan penyakit ikan. Selain identifikasi penyakit masih ada deteksi, diagnosis, serta karakterisasi penyakit ikan. Deteksi penyakit ikan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya penyakit ikan, sedangkan diagnosis bertujuan untuk mengetahui penyebab penyakit ikan, lalu identifikasi bertujuan untuk mengetahui jenis dan sifat umum dari miikroorganisme penyebab penyakit ikan, sedangkan karakterisasi ditujukan untuk mengetahu sifat-sifat khusus dari miikrooganisme penyebab penyakit ikan.
Seiring dengan peningkatan peran sektor ini dalam pembangunan nasional, ekses negatif yang ditimbulkannya terhadap lingkungan pun semakin meningkat akibat usaha intensifikasi tanpa mengindahkan daya dukung lingkungan dan rendahnya efektifitas upaya pencegahan dan pengendalian. Salah satunya berupa serangan hama dan penyakit ikan yang menjadi penyebab utama kegagalan dalam usaha budidaya. Umumnya wabah penyakit yang menyerang ikan dikolam disebabkan oleh kesalahan manusia dalam mengelola lingkungan kolam. Jarang sekali dijumpai adanya serangan penyakit terhadap ikan yang dipelihara di kolam-kolam yang terawat baik.
Hama yang menyerang ikan biasanya datang dari luar melalui aliran air, udara atau darat. Hama yang berasal dari dalam biasanya akibat persiapan kolam yang kurang sempurna. Oleh karena itu untuk mencegah hama ini masuk kedalam wadah budidaya dapat dilakukan penyaringan pada saluran pemasukan dan pemagaran pematang. Hama ikan banyak sekali jenisnya antara lain larva serangga, serangga air, ikan carnivora, ular, biawak, buaya , notonecta atau bebeasan, larva cybister atau ucrit, berang-berang atau lisang, larva capung, trisipan. Hama menyerang ikan hanya pada saat ikan masih kecil atau bila populasi ikan terlalu padat. Sedangkan bila ikan mulai gesit gerakannya umumnya hama sulit memangsanya. Hama yang menyerang ikan budidaya biasanya berupa ular, belut, ikan liar pemangsa. Sedangkan hama yang menyerang larva dan benih ikan biasanya notonecta atau bebeasan, larva cybister atau ucrit. Ikan-ikan kecil yang masuk ke dalam wadah juga akan mengganggu. Meskipun bukan hama, tetapi ikan kecil-kecil itu menjadi pesaing bagi ikan dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan hama terhadap ikan :
1. Pengeringan dan pengapuran kolam sebelum digunakan. Dalam pengapuran sebaiknya dosis pemakaiannya diperhatikan atau dipatuhi.
2. Pada pintu pemasukan air dipasang saringan agar hama tidak masuk ke dalam kolam. Saringan air pemasukan ini berguna untuk menghindari masuknya kotoran dan hama ke dalam kolam budidaya.
3. Secara rutin melakukan pembersihan disekitar kolam pemeliharaan agar hama seperti siput atau trisipan tidak dapat berkembangbiak disekitar kolam budidaya
Untuk menghindari adanya hama ikan, dilakukan pemberantasan hama dengan menggunakan bahan kimia. Akan tetapi penggunaan bahan kimia ini harus hati-hati hal ini mengingat pengaruhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Bahan kimia sintetis umumnya sulit mengalami penguraian secara alami, sehingga pengaruhnya (daya racunnya) akan lama dan dapat membunuh ikan yang sedang dipelihara. Oleh karena itu sebaiknya menggunakan bahan pemberantas hama yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti ekstrak akar tuba, biji teh, daun tembakau dan lain-lain. Bahan ini efektif untuk membunuh hama yang ada dalam kolam dan cepat terurai kembali menjadi netral.
Ada beberapa tindakan penanggulangan serangan hama yang dapat dilakukan, antara lain adalah sebagai berikut :
a. Ular
Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang. Ular memakan mangsanya bulat-bulat; artinya, tanpa dikunyah menjadi keping-keping yang lebih kecil. Gigi di mulut ular tidak memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan sekedar untuk memegang mangsanya agar tidak mudah terlepas. Agar lancar menelan, ular biasanya memilih menelan mangsa dengan kepalanya lebih dahulu. 
Penanggulangan Ular :
1. Ular tidak menyukai tempattempat yang bersih. Karena itu, cara menghindari serangan  hama ular adalah dengan mejaga kebersihan lingkungan kolam.
2. Karena ular tidak dapat bersarang di pematang tembok, sebaiknya dibuat pematang dari beton atau tembok untuk menghindari serangannya.
3. Perlu dilakukan pengontrolan pada malam hari. Jika ada ular, bisa langsung dibunuh dengan pemukul atau dijerat dengan tali.
b. Ikan Seribu
Gupi, ikan seribu, ikan cere, atau suwadakar (Poecilia reticulata), adalah salah satu spesies ikan hias air tawar yang paling populer di dunia. Karena mudahnya menyesuaikan diri dan beranak-pinak, di banyak tempat di Indonesia ikan ini telah menjadi ikan liar yang memenuhi parit-parit dan selokan. Dalam perdagangan ikan hias dikenal sebagai guppy atau juga millionfish[1], di berbagai daerah ikan ini juga dikenal dengan aneka nama lokal seperti gepi (Btw.), bungkreung (Sd.), cethul atau cithul (Jw.), klataw (Bjn), dan lain-lain.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan hama ini terhadap ikan :
1. Pengeringan dan pengapuran kolam sebelum digunakan. Dalam pengapuran sebaiknya dosis pemakaiannya diperhatikan atau dipatuhi.
2. Pada pintu pemasukan air dipasang saringan agar hama tidak masuk ke dalam kolam. Saringan air pemasukan ini berguna untuk menghindari masuknya kotoran dan hama ke dalam kolam budidaya.
3. Secara rutin melakukan pembersihan disekitar kolampemeliharaan agar hama seperti siput atau trisipan tidak dapat berkembangbiak disekitar kolam budidaya.



BAB V PENUTUP


5.1 Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum ini adalah:
1.     Hama adalah organisme penggangu yang dapat mengancam organisme budidaya.
2.     Hama tergolong kedalam kompetitor, predator dan perusak.
3.     Minimnya pengamatan biosecurity akan memudahkan datangnya hama ke dalam ruang lingkup budidaya.
4.     Hama perusak dapat merusak pematang dan melubangi pematang.
5.     Penanganan hama dapat dilakukan secara langsung dengan mengambil ataupun penambahan saringan di pintu air.

 

5.2 Saran

            Diharapkan agar praktikan menjaga keamaan saat indentifikasi hama di lakukan agar tidak terjadi kecelakaan kerja dan meraih hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA


Affandi,R., DS Sjafei, MF Rahardjo dan Sulistiono. 1992. Fisiologi Ikan. Pusat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INILAH 7 DAFTAR IKAN CUPANG PLAKAT DENGAN HARGA TERMAHAL!!||HAMPIR 25 JT

          Ikan cupang kini memiliki minat yang cukup tinggi di kalangan para pecinta ikan hias, tak bisa di pungkiri, keindahan tubuh dan ti...