BAB I PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Dalam usaha budidaya makanan, pengenalan
jenis-jenis dan karakteristik hama dan penyakit pada ikan diperlukan untuk
mendukung kelancaran usaha budidaya. Secara umum, hama dan penyakit ikan
diartikan sebagai semua hewan atau makhluk hidup yang ada di dalam areal
budidaya ikan yang mana dapat mengatur kerugian. Hama pun dapat bergerak
secara langsung atau tidak langsung. Dalam artian hama ikan dapat membunuh
atau memangsa ikan secara langsung atau pun, menghasilkan pertumbuhan ikan yang
dibudidayakan. Biawak dan ular adalah contoh hama ikan yang memangsa ikan
secara langsung, sedangkan yuyu atau kepitingimpor membuat lubang-lubang pada
dinding kolam atau tambak. Keberadaan kepiting / yuyu dapat menimbulkan
beberapa kerusakan pada tanggul atau pematang menghasilkan
kebocoran. Kepiting mungkin membuat lubang-lubang pada kondisi yang sulit
dan dapat menghasilkan masuknya pemangsa dan penyayang dalam petakan kolam atau
tambak. Selain itu menyebabkan udang atau ikan yang dipelihara akan lolos
melalui lubang kepiting tersebut.
Definisi atau pengertian hama ikan adalah semua makhluk hidup (hewan)
yang sangat baik untuk tubuh yang lebih kecil, sama atau lebih besar dari tubuh
ikan yang tidak memungkinkan karena dapat menyebabkan gangguan pada
ikan. Dengan kata lain hama ikan adalah semua makhluk yang dapat memangsa,
menghasilkan atau membuat hidup dalam habitat ikan. Secara umum, pra sifat
biaya hama pada ikan dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu predator, kompetitor
dan pengganggu.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan
praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis dari hama yang terdapat di kawasan
tambak lamdingin, kec. Syiah kuala, Banda aceh.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Hama adalah organisme pengganggu yang dapat memangsa,membunuh dan
mempengaruhi produktivitas ikan, baik secara langsung maupun secara bertahap.
Hama bersifat sebagai organisma yang memangsa (predator), perusak dan
kompetitor (penyaing). Sebagai predator (organisme pemangsa), yakni makhluk
yang menyerang dan memangsa ikan yang biasanya mempunyai ukuran tubuh yang
lebih besar dari ikan itu sendiri. Hama sering menyerang ikan bila masuk dalam
lingkungan perairan yang sedang dilakukan pemeliharaan ikan. Masuknya hama
dapat bersama saluran pemasukan air maupun sengaja datang melalui pematang
untuk memangsa ikan yang ada.( Affandi,1992)
Kasus penyakit ikan tidak hanya
disebabkan oleh satu penyebab saja, akan tetapi merupakan hasil akhir dari
beragam sebab akibat interaksi antara inang (termasuk didalamnya kondisi
fisiologis, reproduksi, dan tingkat perkembangan individu), lingkungan
perairan, dan pathogen. Dibawah kondisi akuakultur, ketiga faktor tersebut
sangat berpengaruh terhadap kerentanan inang terhadap penyakit. Faktor
lingkungan perairan tidak hanya mencakup air dan komponen-komponennya misalnya
oksigen, pH, temperatur, racun, dan limbah) akan tetapi juga mencakup manajemen
akukultur yang lain misalnya penanganan, perlakuan dengan obatobatan, prosedur
transportasi ikan, dll (Snieszko, 1974dalam FAO dan NACA, 2001).
Jamur dulunya disebut tumbuhan tanpa klorofil, akan tetapi saat ini
cenderung dimasukkan dalam kingdom yang terpisah. Organisme ini dapat berupa
uni atau multi seluler dan beberapa diantaranya merupakan penyebab beberapa
penyakit pada vertebrata. Sebagaimana organisme lainnya, jamur mendapatkan
makanannya dari bahan-bahan organik baik dalam keadaan hidup ataupun mati
(Pelczar dan Chan, 1986).
Bakteri biasanya mempunyai tingkat reproduksi yang tinggi apabila
ketersediaan makanan cukup. Jika makanan tersebut ditemukan pada organisme lain
maka hal inilah yang dapat menyebabkan penyakit. Beberapa spesies diantaranya
dapat hidup didalam atau diluar organisme multiseluler lain tanpa menyebabkan
penyakit bahkan diantaranya sangat dibutuhkan oleh inangnya (Axelrod et
al., 1995).
Hama yang menyerang ikan biasanya
datang dari luar melalui aliran air, udara atau darat. Hama yang berasal dari
dalam biasanya akibat persiapan kolam yang kurang sempurna. Oleh karena itu
untuk mencegah hama ini masuk kedalam wadah budidaya dapat dilakukan
penyaringan pada saluran pemasukan dan pemagaran pematang. Hama ikan banyak
sekali jenisnya antara lain larva serangga, serangga air, ikan carnivora, ular,
biawak, buaya , notonecta atau bebeasan, larva cybister atau ucrit,
berang-berang atau lisang, larva capung, trisipan. Hama menyerang ikan hanya
pada saat ikan masih kecil atau bila populasi ikan terlalu padat. Sedangkan
bila ikan mulai gesit gerakannya umumnya hama sulit memangsanya. Hama yang
menyerang ikan budidaya biasanya berupa ular, belut, ikan liar pemangsa.
Sedangkan hama yang menyerang larva dan benih ikan biasanya notonecta atau
bebeasan, larva cybister atau ucrit. Ikan-ikan kecil yang masuk ke dalam wadah
juga akan mengganggu. Meskipun bukan hama, tetapi ikan kecil-kecil itu menjadi
pesaing bagi ikan dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen (Boyd, 1982).
BAB III METODELOGI
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada
tanggal 30 Oktober 2018, berlokasi di Tambak Praktikum Budidaya Perairan, Des.
Lamdingin, Kec. Syiah Kuala, Banda Aceh. Pada pukul 8:45 - 11:30 WIB.
3.2 Alat Dan Bahan
Alat
yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
No
|
Alat dan Bahan
|
Fungsi
|
1.
|
Alat Tulis
|
Untuk Mencatat
|
2.
|
Plastik Sampel
|
Tempat Meletakkan Sampel
|
3.3 Cara Kerja
Cara kerja
yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah:
1.
Dicari hama yang terdapat pada sekitaran lokasi
praktikum (Tambak Lamdingin)
2.
Jika ada, dimasukkan hama kedalam plastik
sampel.
3.
Identifikasikan hama untuk mengetahui
spesiesnya.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Hasil
pengamatan pada praktikum ini adalah dari jenis hama yang di temukan di kawasan
tambak lamdingin, adapun hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
No
|
Nama
|
Klasifikasi
|
Gambar
|
1
|
Kepiting
geleteng pasir
|
Kingdom ` : Animalia
Filum : Arthropoda Kelas : Malacostraca Ordo : Decapoda Famili : ocypodidae Genus : ocypode Spesies : ocypode kuhlii |
![]() |
2
|
Siput
trisipan
|
Kingdom : animalia
Filum :molusca
Kelas :gastropoda
Famili : potamididae
Genus : pirenella
Spesies :Pirenella Cingulata
|
![]() |
4.2 Pembahasan
Budidaya merupakan hal yang sangat menguntukan dan hal yang
diperhatikan adalah kualitas air , Patogen dan ikan. Dalam hal penyakit
Penyakit didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi dan atau fungsi
yang mengalami perubahan dari kondisi normal karena beberapa penyebab dan
terbagi atas 2 kelompok yaitu penyebab dari dalam (internal)
dan luar (eksternal) . Penyakit internal meliputi genetic, sekresi
internal, imunodefesiensi, saraf dan metabolic. Sedangkan penyakit eksternal
meliputi penyakit pathogen (parasit, jamur, bakteri , virus)
dan non pathogen (lingkungan dan nutrisi). Penyakit parasitic
merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering menyerang ikan terutama
pada usaha pembenihan. Serangan parasit bisa mengakibatkan
terganggunnya pertumbuhan, kematian bahkan penurunan produksi ikan.
Berbagai organisme yang bersifat parasit mulai dari protozoa,
crusstacea dan annelida.
Identifikasi hama dan penyakit ikan merupakan bagian dari pemeriksan
penyakit ikan. Selain identifikasi penyakit masih ada deteksi, diagnosis, serta
karakterisasi penyakit ikan. Deteksi penyakit ikan bertujuan untuk mengetahui
ada tidaknya penyakit ikan, sedangkan diagnosis bertujuan untuk mengetahui
penyebab penyakit ikan, lalu identifikasi bertujuan untuk mengetahui jenis dan
sifat umum dari miikroorganisme penyebab penyakit ikan, sedangkan karakterisasi
ditujukan untuk mengetahu sifat-sifat khusus dari miikrooganisme penyebab
penyakit ikan.
Seiring dengan peningkatan peran sektor ini dalam pembangunan nasional,
ekses negatif yang ditimbulkannya terhadap lingkungan pun semakin meningkat
akibat usaha intensifikasi tanpa mengindahkan daya dukung lingkungan dan
rendahnya efektifitas upaya pencegahan dan pengendalian. Salah satunya berupa
serangan hama dan penyakit ikan yang menjadi penyebab utama kegagalan dalam
usaha budidaya. Umumnya wabah penyakit yang menyerang ikan dikolam disebabkan
oleh kesalahan manusia dalam mengelola lingkungan kolam. Jarang sekali dijumpai
adanya serangan penyakit terhadap ikan yang dipelihara di kolam-kolam yang
terawat baik.
Hama yang menyerang ikan biasanya
datang dari luar melalui aliran air, udara atau darat. Hama yang berasal dari
dalam biasanya akibat persiapan kolam yang kurang sempurna. Oleh karena itu
untuk mencegah hama ini masuk kedalam wadah budidaya dapat dilakukan
penyaringan pada saluran pemasukan dan pemagaran pematang. Hama ikan banyak
sekali jenisnya antara lain larva serangga, serangga air, ikan carnivora, ular,
biawak, buaya , notonecta atau bebeasan, larva cybister atau ucrit,
berang-berang atau lisang, larva capung, trisipan. Hama menyerang ikan hanya
pada saat ikan masih kecil atau bila populasi ikan terlalu padat. Sedangkan
bila ikan mulai gesit gerakannya umumnya hama sulit memangsanya. Hama yang menyerang
ikan budidaya biasanya berupa ular, belut, ikan liar pemangsa. Sedangkan hama
yang menyerang larva dan benih ikan biasanya notonecta atau bebeasan, larva
cybister atau ucrit. Ikan-ikan kecil yang masuk ke dalam wadah juga akan
mengganggu. Meskipun bukan hama, tetapi ikan kecil-kecil itu menjadi pesaing
bagi ikan dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
serangan hama terhadap ikan :
1. Pengeringan dan pengapuran kolam sebelum digunakan. Dalam
pengapuran sebaiknya dosis pemakaiannya diperhatikan atau dipatuhi.
2. Pada pintu pemasukan air dipasang saringan agar hama
tidak masuk ke dalam kolam. Saringan air pemasukan ini berguna untuk
menghindari masuknya kotoran dan hama ke dalam kolam budidaya.
3. Secara rutin melakukan pembersihan disekitar kolam
pemeliharaan agar hama seperti siput atau trisipan tidak dapat berkembangbiak
disekitar kolam budidaya
Untuk menghindari adanya hama ikan, dilakukan pemberantasan
hama dengan menggunakan bahan kimia. Akan tetapi penggunaan bahan kimia ini
harus hati-hati hal ini mengingat pengaruhnya terhadap lingkungan sekitarnya.
Bahan kimia sintetis umumnya sulit mengalami penguraian secara alami, sehingga
pengaruhnya (daya racunnya) akan lama dan dapat membunuh ikan yang sedang
dipelihara. Oleh karena itu sebaiknya menggunakan bahan pemberantas hama yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti ekstrak akar tuba, biji teh, daun tembakau
dan lain-lain. Bahan ini efektif untuk membunuh hama yang ada dalam kolam dan
cepat terurai kembali menjadi netral.
Ada beberapa tindakan penanggulangan serangan hama yang
dapat dilakukan, antara lain adalah sebagai berikut :
a. Ular
Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh
panjang. Ular memakan mangsanya bulat-bulat; artinya, tanpa dikunyah
menjadi keping-keping yang lebih kecil. Gigi di mulut ular tidak memiliki
fungsi untuk mengunyah, melainkan sekedar untuk memegang mangsanya agar tidak
mudah terlepas. Agar lancar menelan, ular biasanya memilih menelan mangsa
dengan kepalanya lebih dahulu.
Penanggulangan Ular :
1. Ular tidak menyukai tempattempat yang bersih. Karena itu,
cara menghindari serangan hama ular
adalah dengan mejaga kebersihan lingkungan kolam.
2. Karena ular tidak dapat bersarang di pematang tembok,
sebaiknya dibuat pematang dari beton atau tembok untuk menghindari serangannya.
3. Perlu dilakukan pengontrolan pada malam hari. Jika ada
ular, bisa langsung dibunuh dengan pemukul atau dijerat dengan tali.
b. Ikan Seribu
Gupi, ikan seribu, ikan cere, atau suwadakar (Poecilia
reticulata), adalah salah satu spesies ikan hias air tawar yang paling populer
di dunia. Karena mudahnya menyesuaikan diri dan beranak-pinak, di banyak tempat
di Indonesia ikan ini telah menjadi ikan liar yang memenuhi parit-parit dan
selokan. Dalam perdagangan ikan hias dikenal sebagai guppy atau juga
millionfish[1], di berbagai daerah ikan ini juga dikenal dengan aneka nama
lokal seperti gepi (Btw.), bungkreung (Sd.), cethul atau cithul (Jw.), klataw
(Bjn), dan lain-lain.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
serangan hama ini terhadap ikan :
1. Pengeringan dan pengapuran kolam sebelum digunakan. Dalam
pengapuran sebaiknya dosis pemakaiannya diperhatikan atau dipatuhi.
2. Pada pintu pemasukan air dipasang saringan agar hama
tidak masuk ke dalam kolam. Saringan air pemasukan ini berguna untuk
menghindari masuknya kotoran dan hama ke dalam kolam budidaya.
3. Secara rutin melakukan pembersihan disekitar
kolampemeliharaan agar hama seperti siput atau trisipan tidak dapat
berkembangbiak disekitar kolam budidaya.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum ini adalah:
1. Hama
adalah organisme penggangu yang dapat mengancam organisme budidaya.
2. Hama
tergolong kedalam kompetitor, predator dan perusak.
3. Minimnya
pengamatan biosecurity akan memudahkan datangnya hama ke dalam ruang lingkup
budidaya.
4. Hama
perusak dapat merusak pematang dan melubangi pematang.
5. Penanganan
hama dapat dilakukan secara langsung dengan mengambil ataupun penambahan
saringan di pintu air.
5.2 Saran
Diharapkan agar
praktikan menjaga keamaan saat indentifikasi hama di lakukan agar tidak terjadi
kecelakaan kerja dan meraih hasil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi,R., DS Sjafei, MF Rahardjo dan Sulistiono. 1992. Fisiologi Ikan.
Pusat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar